Bismillahirrahmanirrahim.....
Disclaimer: sesuai judulnya, [kemungkinan besar] postingan kali ini bakalan panjang karena berisi curcol Mama tentang cerita panjang perjalanan toilet training Faraz. Jadi mumpung masih ada stock kue Lebarannya, mending segera ambil deh buat sampingan baca blogpost kali ini 😁
Harusnya sih posting ini sejak dua bulan lalu, tapi ya gitu deh. Tahu sendirilah ya Mama yang satu ini banyak alasannya. Jadilah baru kali ini disempatkan untuk fokus dan serius nulisnya.
Setelah sekian lama galau dan resah karena Si Kakak Faraz ini belum juga menunjukkan tanda-tanda ingin lepas dari ketergantungan diapersnya, akhirnya April kemarin Mama bisa bernafas lega juga karena Kakak udah pintar dan mau nurut kalau diajak ke toilet untuk BAK dan BAB juga loh. Good job, Faraz! 😍
Gimana gak galau dan resah berkelamaan coba kalau anaknya susah banget diajak kompromi soal toilet training ini. Padahal hal ini udah lama di sounding ke doi, bahkan jauh sebelum dia naik status jadi Kakak. Rasanya lebih mudah ngasih pengertian dia untuk menyapih daripada berhenti toilet training. Dua hal ini sebenarnya hampir bersamaan dan sejalan tapi ya itu untuk urusan toilet training jauh lebih lama ketimbang menyapih.
Sempat iri dan merasa gemes ketika lihat anak teman-teman yang seumuran Faraz sudah sejak lama bisa lepas dari diapers. Lah, ini anak saya koq betah banget sih pakai diapers? Kan itu lumayan Nak bisa ngirit, mending duitnya bisa kita tabung buat beli baju atau sekalian nabung buat jalan-jalan, lho Nak, hihihih.
Rasanya udah segala macam tips and trik toilet training udah saya jabanin. Dari yang ajak dia bolak-balik toilet untuk BAK (selanjutnya kita sebut saja pipis yah, biar lebih gampang) tapi gak mempan, diberi tahu kalau mau pipis bilang Mama yah. Eh gak juga, yang ada malah dia rela nahan pipisnya.
Tidak cuma itu, saya juga udah beli beberapa training pants yang katanya kalau pakai ini yang penggunaannya sama aja dengan diapers tapi ini akan ada efek basahnya, tidak kering dan tidak bisa menyerap seperti popok, jadi anak akan bilang kalau udah pipis karena merasa risih. Holooh, sayangnya itu tidak berlaku pada Si Kakak. Yang ada dia santai aja biar kata badannya sudah basah kuyup dan bau pesing karena udah pipis di si training pants itu, failed! 🙄
Herannya sih kalau soal BAB (selanjutnya kita sebut aja pup yah) dia mau bilang, tapi bukan sebelum yah melainkan setelah. Jadi kalau dia merasa udah tuntas menunaikan hajatnya itu dia bilang kalau udah pup, biar segera dibersihkan. Lah, padahal diajarnya itu bilang kalau mau pup, bukan sebelum. Biar ceritanya bisa sekalian diajarin untuk BAB pada tempatnya, gitu looh.
Apakah cukup segitu saja? Ahaa, tidak dong. Konon (ini sih kata Bapaknya, a.k.a PakSu yang percaya kebiasaan ini) kalau laba-laba kering bisa jadi senjata agar anak bisa segera berhenti ngompol ataupun lepas dari popok. Bagaimana bisa? Hahahah, jangan tanya saya yah apa hubungannya? Namanya juga konon katanya. Karena merasa penasaran dan ingin buktikan nih ceritanya akhirnya kita coba saja cara itu, Bismillah. Begitu dapat laba-laba mati, disimpan terus tunggu hingga kering, kemudian si laba-laba ini digosokin ke pusar Si Kakak. Lalu, bagaimana hasilnya? Hahahah, gagal doong. Secara Faraz masih belum bisa move on dari diapersnya, hihihih.
Sebelum Adek Fawwaz lahir, saya berencana bahwa salah satu misi yang harus tuntas sebelum masuk kerja kembali adalah fokus untuk toilet training Faraz hingga selesai. Udah sengaja ambil cuti lebih awal, 2 minggu sebelum HPL. Jadi ceritanya biar bisa sekalian quality time gitu plus jalankan misi toilet training juga. Ahaaa, namun rencana tinggal rencana saja. Yang ada saya sibuk main aja ama Faraz dan urus perintilan persiapan melahirkan. Hanya sesekali saya ajak dia untuk belajar pipis di kamar mandi. Kalau udah mandi saya bujuk dia gak usah pakai popok lagi kan Faraz udah gede ntar lagi jadi Kakak. Saya ajarin agar bilang Mama kalau mau pipis atau pup. Dia sibuk nonton TV saya sambil beberes, tiap kali ditanya mau pipis tidak? Dia pun menggeleng. Dibawa ke kamar mandi juga gak mau. Yasudah, pakai pampers lagi deh.
Baca juga: Mengenalkan Konsep Berbagi Pada Anak
Tahu cara ini masih gagal, saya pun segera membeli training pants secara online. Berharap kalau barangnya datang bisa langsung segera dipakaikan ke Faraz *tentunya setelah melalui proses prewash dan sebagainya*. Well, si training pants pun datang dan saya semangat untuk segera bisa melanjutkan lagi training yang tertunda. Berharap dengan pakai training pants ini doi jadi mau bilang kalau udah pipis di celana khusus itu. Seperti iklan dan testimoni orang-orang yang sudah berhasil bersama training pants itu 😅
Baca juga: Mengenalkan Konsep Berbagi Pada Anak
Tahu cara ini masih gagal, saya pun segera membeli training pants secara online. Berharap kalau barangnya datang bisa langsung segera dipakaikan ke Faraz *tentunya setelah melalui proses prewash dan sebagainya*. Well, si training pants pun datang dan saya semangat untuk segera bisa melanjutkan lagi training yang tertunda. Berharap dengan pakai training pants ini doi jadi mau bilang kalau udah pipis di celana khusus itu. Seperti iklan dan testimoni orang-orang yang sudah berhasil bersama training pants itu 😅
And you know what? Lagi-lagi gagal, saudara-saudara. Bukannya Faraz ngomong kalau udah ngompol dan pipis di si training pants, dia diam aja walau sudah basah kuyup. Padahal udah diwanti-wanti untuk bilang kalau mau pipis atau udah pipis, rasa basah gitu di celananya. Ketahuannya kalau saya udah pegang celananya. Karena setiap ditanya dia diam aja atau menggeleng kadang juga bilang tidak, padahal udah basah aja celananya perrnah malah basah sampai ke alas tidurnya.
Yasudahlah, sesaat saya menyerah. Mamak lelah, anaknya gak mau diajak kompromi. Mana udah sibuk juga kan dengan urus Adek bayik. Jadilah hingga masa cuti berakhir ternyata misinya belum berhasil a.k.a tetap gagal! Pasrah aja deh sampai Faraz mau lepas popoknya dengan sendiri. Saya yakin bahwa suatu hari nanti dia juga bakalan say goodbye to diapers. Ciri-cirinya udah ada sih sebenarnya, kalau bangun pagi udah sering banget dapat popoknya itu dalam keadaan kering. Anggapannya sih dia sebenarnya udah bisa lepas popok bahkan kalau malam.
Beberapa bulan kemudian dapat cerita kalau Naya (kakak sepupu) sudah lepas pampers sedangkan Alysha (adik sepupu) juga sudah mulai bisa lepas pampers. Wew, tahu itu Mamak jadi bersemangat lagi untuk memulai kembali toilet training. Jadilah pas weekend di awal April kemarin coba lagi ajarin Faraz untuk lepas popok. Habis mandi sengaja gak dipakaikan popok, cukup baju dan celana saja. Sambil bilang ke Faraz kalau mau pipis atau pup bilang Mama yah, nanti pipis atau pupnya di kamar mandi. Tidak hanya itu tiap setengah jam malah saya udah tanya dia, mau pipis? Sambil bawa ke kamar mandi juga. Meski bilang tidak, tetap aja saya bawa ke kamar mandi. Eh tidak berapa lama dia sendiri yang minta ke kamar mandi untuk pipis. Tapi tidak hanya untuk pipis saja ternyata dia punya kesenangan lain, main air. Jadi pipis itu cuma dijadikan senjata saja, hahahahh. Yaudah deh, gak apa-apa. Sabar, sabar! 🙃
Baca juga: Tumbuh Kembang Duo FZ
Berhubung masih ragu, malamnya sebelum tidur saya tetap pakaikan popok aja. Kadang Adek itu susah lepas dari Mama kalau udah bobo, yang ada kalau pindah dikit aja langsung bangun. Bapaknya mah susah diharap untuk bangun angkat Faraz ke kamar mandi, lah dianya kadang kalau tidur kebo', susah banget dibangunkannya.
Esok harinya, di hari Minggu saya coba lagi terapkan hal serupa. Setelah mandi lepas popok. Dan yeaay, dia udah rajin bilang kalau mau pipis. Iyah, pengen main air itu sih sebenarnya, hahahah. Tapi gak apa-apalah setidaknya udah ada kemajuan dari proses yang lalu-lalu. Nice, Boy! 😎
Yasudahlah, sesaat saya menyerah. Mamak lelah, anaknya gak mau diajak kompromi. Mana udah sibuk juga kan dengan urus Adek bayik. Jadilah hingga masa cuti berakhir ternyata misinya belum berhasil a.k.a tetap gagal! Pasrah aja deh sampai Faraz mau lepas popoknya dengan sendiri. Saya yakin bahwa suatu hari nanti dia juga bakalan say goodbye to diapers. Ciri-cirinya udah ada sih sebenarnya, kalau bangun pagi udah sering banget dapat popoknya itu dalam keadaan kering. Anggapannya sih dia sebenarnya udah bisa lepas popok bahkan kalau malam.
Beberapa bulan kemudian dapat cerita kalau Naya (kakak sepupu) sudah lepas pampers sedangkan Alysha (adik sepupu) juga sudah mulai bisa lepas pampers. Wew, tahu itu Mamak jadi bersemangat lagi untuk memulai kembali toilet training. Jadilah pas weekend di awal April kemarin coba lagi ajarin Faraz untuk lepas popok. Habis mandi sengaja gak dipakaikan popok, cukup baju dan celana saja. Sambil bilang ke Faraz kalau mau pipis atau pup bilang Mama yah, nanti pipis atau pupnya di kamar mandi. Tidak hanya itu tiap setengah jam malah saya udah tanya dia, mau pipis? Sambil bawa ke kamar mandi juga. Meski bilang tidak, tetap aja saya bawa ke kamar mandi. Eh tidak berapa lama dia sendiri yang minta ke kamar mandi untuk pipis. Tapi tidak hanya untuk pipis saja ternyata dia punya kesenangan lain, main air. Jadi pipis itu cuma dijadikan senjata saja, hahahahh. Yaudah deh, gak apa-apa. Sabar, sabar! 🙃
Baca juga: Tumbuh Kembang Duo FZ
Berhubung masih ragu, malamnya sebelum tidur saya tetap pakaikan popok aja. Kadang Adek itu susah lepas dari Mama kalau udah bobo, yang ada kalau pindah dikit aja langsung bangun. Bapaknya mah susah diharap untuk bangun angkat Faraz ke kamar mandi, lah dianya kadang kalau tidur kebo', susah banget dibangunkannya.
Esok harinya, di hari Minggu saya coba lagi terapkan hal serupa. Setelah mandi lepas popok. Dan yeaay, dia udah rajin bilang kalau mau pipis. Iyah, pengen main air itu sih sebenarnya, hahahah. Tapi gak apa-apalah setidaknya udah ada kemajuan dari proses yang lalu-lalu. Nice, Boy! 😎
Nah, sebenarnya Mama jadi galau secara kan kalau weekdays Faraz itu ke sekolah (daycare tepatnya), kasihan jugalah guru-gurunya kalau harus ekorin Faraz terus ke toilet. Sempat berfikir untuk kembali pakai popok aja deh.
Eiits, tapi saya gak mau nyerah, kebetulan salah satu gurunya itu teman juga. Jadilah konsultasi dulu, ini gimana baiknya ya? Apa tetap lanjut saja toilet trainingnya, atau kalau ke sekolah Faraz kembali berpopok? Saya ceritain kalau dua hari ini Faraz udah mau ngomong kalau mau pipis ataupun pup. Alhamdulillah, kata Bu Guru dilanjut saja, mereka udah biasa koq ajarin anak-anak lepas popok. Alhamdulillah kalau begitu. Fix, Senin itu Faraz ke sekolah tidak pakai popok tapi tetap bawa popok di dalam tas sebagai cadangan. Kali aja Faraz rese' gak mau bilang Bu Guru kalau mau pipis atau pup, jadi ngompol kan gawat, heheheh. Yeay!! He did it! Kata Bu Guru, Faraz udah pintar, dia bilang kalau mau pipis ataupun pup. Alhamdulillah. Mama girang banget deh dengarnya 😊
Setelah lihat perkembangannya selama seminggu, Alhamdulillah Faraz memang sudah siap untuk lepas popok. Tidak hanya siang hari begitupun di malam hari. Jadilah sejak saat itu kita dadah-dadah manjah ke popok, heheheh. Dan beneran lho, sampai saat ini Faraz belum pernah ngompol di malam hari. Pernah sekali ngompol di tempat tidur itu karena emang bangunnya udah siang. Beberapa kali saya bangunkan untuk ajak ke kamar mandi tapi anaknya malas gerak untuk sekedar bangun pipis, jangankan itu, buka mata aja tidak mau. Faraz emang gitu anaknya, kalau udah tidur, ya bablas. Mirip Bapaknya gitu deh, hihihih.
Eiits, tapi saya gak mau nyerah, kebetulan salah satu gurunya itu teman juga. Jadilah konsultasi dulu, ini gimana baiknya ya? Apa tetap lanjut saja toilet trainingnya, atau kalau ke sekolah Faraz kembali berpopok? Saya ceritain kalau dua hari ini Faraz udah mau ngomong kalau mau pipis ataupun pup. Alhamdulillah, kata Bu Guru dilanjut saja, mereka udah biasa koq ajarin anak-anak lepas popok. Alhamdulillah kalau begitu. Fix, Senin itu Faraz ke sekolah tidak pakai popok tapi tetap bawa popok di dalam tas sebagai cadangan. Kali aja Faraz rese' gak mau bilang Bu Guru kalau mau pipis atau pup, jadi ngompol kan gawat, heheheh. Yeay!! He did it! Kata Bu Guru, Faraz udah pintar, dia bilang kalau mau pipis ataupun pup. Alhamdulillah. Mama girang banget deh dengarnya 😊
Setelah lihat perkembangannya selama seminggu, Alhamdulillah Faraz memang sudah siap untuk lepas popok. Tidak hanya siang hari begitupun di malam hari. Jadilah sejak saat itu kita dadah-dadah manjah ke popok, heheheh. Dan beneran lho, sampai saat ini Faraz belum pernah ngompol di malam hari. Pernah sekali ngompol di tempat tidur itu karena emang bangunnya udah siang. Beberapa kali saya bangunkan untuk ajak ke kamar mandi tapi anaknya malas gerak untuk sekedar bangun pipis, jangankan itu, buka mata aja tidak mau. Faraz emang gitu anaknya, kalau udah tidur, ya bablas. Mirip Bapaknya gitu deh, hihihih.
Dari pengalaman ini Mama jadi menyimpulkan beberapa hal tentang toilet training. Dicatat disini biar sekalian jadi pengigat juga, secara kan masih ada Adek Fawwaz yang InsyaAllah nanti bakalan melewati proses toilet training juga. Ntahlah, akan berapa lama nanti dia lepas popoknya. Tiap anak kan punya ceritanya sendiri. Gak usah dibanding-bandingin terus, yah?!
- Sounding ke anak tentang toilet training sejak dini;
- Bersabarlah dan jangan mudah menyerah selama proses toilet training;
- Kerjasama dengan pasangan dan orang sekitar agar semua berjalan lebih lancar;
- Jika anak sudah bisa bicara ini lebih mudah;
- Beri pujian ke anak, agar dia pun juga semangat dan merasa dihargai;
- Yakin dan percaya bahwa ketika anak telah siap, dengan sendirinya dia pun akan lepas dari kebiasaan popoknya itu. Byebye, diapers!
Hmm, kira-kira seperti itulah kesimpulan dari catatan Mama. Senang banget deh rasanya misi ini sudah berhasil. Sekarang Faraz usianya 3 tahun 7 bulan, sudah hampir tiga bulan lulus dari proses toilet training. Sudah bebas dari popok, sudah pintar ke kamar mandi sendiri tapi tetap harus dalam pengawasan ketat. Aah, Kakak Faraz pintar deh. Sehat selalu ya, Sayangnya Mama 😘
Cheers,
Baru tau yg cara laba laba itu xixixi, e ndilalahnya ga mempan ya, untung mama 2 f pantang menyerah n telaten, coba klo ituw mama bung hahaha..,
ReplyDeleteHmmm samaaaa, bapake ku jg kebluq bgt alias klo dah bobo ngeboooo...
Jadi berkat alesan maen aer dia jd mau bilsng pup n pee ya hihi, anak pintar
Nsh iyak, mending tiap kmn2 walau insyaaaloh dah lantjar jaya teteup bawa ganti buat cadangan, sapa tau kepepet ngompol or bab di clsna, fyuh...
Untungnya gurunya support bgt yaaa
hahahh yg laba-laba itu believe it or not aja, lha kemarin gak manjur :p
Deleteiyaah, jadi berhasilnya karena doi pengen main air aja itux xiixix.. moga nanti Baby Asyika cepet lulus TT yaah ;)
yeay, akhirnya Faraz bisa lepas popok juga, good job sayang 👏👏
ReplyDeletebtw yang tentang laba2 kering itu, konon katanya memang ampuh nah, adik2ku (kemungkinan besar sy juga, hehehe) waktu kecil dikasih itu juga biar gak pipis di tempat tidur saat malam 😂🤣
hahah, ternyata kita "diindikasi korban" laba-laba juga dii Kak :D
DeleteSamaan nih Faraz sama Alfi dulu, udah ngompol baru bilang pipis. Hanya saja Alfi udah lepas pospak sejak umur 9 bulan. Pakainya kalau pergi sama sore itupun pipisnya kalau pospaknya udah dilepas😂😂
ReplyDeleteAlfi kereen, 9 bulan udah gak bergantung dgn pospak, Mamaknya lebih keren lagi doong yah ;)
DeleteHoreee selamat ya faraz udah tambah pinter gak pake popok lagi. Selamat jg mamah diah hihihi akhirnya yaa 😁 nt kita berjuang lg diah masih ada adeknya ini 😁😁
ReplyDeleteheheheh, Alhamdulillah Mbak..
Deletemasih ada PR lagi nanti utk Adek, hihihih
Faraz goodjob.. lelah bacanya tapi pasti lebih lelah toilet trainingnya 😂😂😂kabuuuur..
ReplyDeleteKeren mama selalu sabar.. gitu dong ihiy...
Nah aku nih yg blm memulai utk adik. You remind me diiii 😍 thanks alot
lelah ya Ci? apalagi mamanya nih yg hadapinnya, hahahahh
Deleteayooo Maming, segera dimulai TT utk Adik ;)
Wah benar-benar butuh kesabaran extra ya hehe
ReplyDeletebangeeet Mbak, kirain cuma wacana ternyata beneran :D
DeletePerjalanan panjang toilet training yah hehe
ReplyDeleteiyah Mbak, hehehh tapi lega karena udah berhasil :D
DeleteButuh kesabaran dan ketelatenan banget ya hehe
ReplyDeletepake banget Mbak, sabarnya :D
DeleteTerimakasih atas tipsnya Bunda hehe
ReplyDeletesama-sama ya Baby Alvy :)
DeleteWaah tetep semangat yaa BUndaa
ReplyDeleteterimakasih Mbak :)
DeletePenerapan toilet training pada anak memang tidak mudah ya hehe
ReplyDeletebanget nih Mbak, heheheh.
Deletetapi harus dijalani :)
Ndak tau ini Ucup kapan jadi sarjana pempers? hahahahhaa..
ReplyDeleteSa susah kalau seorang diri yang berapi-api, sementara kolega2ku semuanya masih ingin ia berpempers, wkwkwkwk..
hayoooo, Ucup, sudah mau 4thn, cussmiii segera biar jatah pampers utk Adeknya mi tawwa nanti, uhuuyyy :D
DeleteHihi kalau anak saya dia bilang pipis tapi cuma jongkok doang nggak keluar apa-apa. Mungkin dipikirnya pipis itu artinya cebok
ReplyDeleteHuaaa iriii, aku belum mulai toilet training nih ke Ranu
ReplyDeleteSenangnya udah lolos toilet training ya, ikutbdadah2 ke pospak deeh
ReplyDeleteAkhirnya...indah pada waktunya ya Mas Fariz.. Jempol juga buat mamanya yg sabar dan tak mudah menyerah..
ReplyDeleteiyes, kerja sama dengan pasangan itu penting banget. Jika kita pas udzur atau kecapekan ada yang gantiin, jadi prosesnya berlangsung terus...
ReplyDeleteAku juga baru tahu tentang laba-laba itu.
ReplyDeleteDulu putriku Yasmin, alhamdullillah gampang banget toilet trainingnya, dan termasuk cepat bebas dari diaper.
Biasanya aku yang aktif sering tanya, "Mau pipis, Yasmin?"
Doi akan jawab iya, kalau mau pipis dan tidak kalau belum ingin pipis.
Memang harus sabar ya untuk toilet training. Jadi ingat pengalaman saya waktu anak-anak masih kecil :D
ReplyDeleteharus sabar dan konsisten dulu juga Neyna gitu mau lepas popok udah pup baru bilang udah bercecer air pipis baru bilang sengaja ke toilet eh ga pipis keluar pintu toilet pipis duh mamak lelah wkwkkw tapi itu seninya mba :)
ReplyDeletemakasih informasinya, ntar kalau punya anak aku bisa coba mempraktikan sejak dini anak harus sudah dikasih tau
ReplyDeleteSaya pun butuh waktu 3 minggu untuk toilet training, dna capeknya minta ampun, dan setelah lepas popok pun, kadang si kecil Fakhira masih suka kebelet pipis dan ngompol, duuuhh
ReplyDeleteaku juga dulu pakai cara puji2 anak didepan ayah dan omanya saat toilet training, berhasil.. karena dipuji dia jadi makin semangat pipis di kamar mandi :)
ReplyDeleteGood Job, Faraz...
ReplyDeleteSemoga Mama makin semangat.
Abis TT checklis kemandirian berikutnya apa yaa??
Hihii...
Tugas Ibu memang belum berhenti sampai di sini yaa...
Go..go mama~
Ih faraz ganteng banget! Haha.. ternyata sesusah itu yak ngajarin anak jadi keinget dulu waktu kecil begitu juga gak ya
ReplyDeleteWah. Sampe ambil cuti 2 pekan dalam rangka ingin melakukan toilet training pada anakn keren banget
ReplyDeleteAku dulu anakku pake nappies sampe usia 3 tahun..hehehehe
ReplyDeleteMemang tak mudah mba buat mengajarkan anak toilet training. Tapi smoga slalu sabar ya mba
ReplyDeleteIntinya sabar dan kontinyu ya jangan patah semangat. Kalau udah bebas dari diapers kan enak lebih irit lagi hehehe
ReplyDeleteAaaaaaaaaaaaaa aku belum sanggup toilet training sekarang, suka bentrok mulu ma adeknya. Pas si kakak lagi pup, aku lagi nenenin adeknya. Duh ya ambyar semua :(
ReplyDeleteSayaahh baru mau mulai toilet training mbakkkk, doakan aku bisa!
ReplyDeleteanakku yang kedua ini lumayan luucuu banet mba. beda sama kakaknya... dia itu udah ngerti pup di wc,, tapi mintanya pake popok sekali pake mulu.. :(
ReplyDeleteToilet training yang penuh drama itu malahan anak pertama kalau aku. Soalnya dia banyak yang bantuin ngasuh jadi kayak bingung gitu.
ReplyDeleteKakak Faraz...sehat selalu ya kak. Baca postingan ini aku jadi teringat adik sepupu yang juga bercerita tentang toilet training untuk anaknya.
ReplyDeleteMenjadi seorang ibu memang memiliki jiwa yang besar yah, saya belum pernah merasakan tapi saat baca tulisan ini saya begitu kagum dengan perjuangan seorang ibu yang membesarkan anaknya. Semoga Faraz tumbuh menjadi anak soleh yah bunda, amiinn
ReplyDeleteAlhamdulillah anak saya toilet training cuma sehari sudah bisa.
ReplyDeleteHanya saja butuh waktu membuatnya berada di posisi memahami...
Toilet training itu emang susah susah gampang ya dan nguji kesabaran kita juga. Saya dulu juga gitu ngelatih anak-anak buat toilet training .
ReplyDeleteAku ibu satu anak. Alhamdulillah dikasih kemudahan dalam hal toilet training, pake pampers, dan menyapihnya. Jadi kalo diminta cerita ttg hal ini, kadang suka lupa hihi
ReplyDeletejadi sekarang sisa Fawwaz lagi yang disounding yaa say. Senangnya saat anak lepas popok itu adalah uang belanja jadi kemba "utuh" lagi, hehehe
ReplyDeletehehe, lucu anaknya. ponakanku umur dua tahun udah dibiasakan pipis di toilet. kalau udah waktunya pipis, mamanya langsung bawa ke kamar mandi sambil pegangin tititnya terus bilang pipis...pipis...ayo pipis....hehe.
ReplyDeleteHihihijjd ingat jaman anak2ku kecil dulu, ada yg gampang bgt lepas diaper nya ada juga yg susah. Semangat ya Mama
ReplyDeletePerjalananku masih jauh, semoga habis ini si kakak menunjukkan gejala mau lepas diaper. Lha kalau nggak pake diaper, nggak mau pakai celana kok. Ya wes sabar dulu, sambil disounding pelan-pelan.
ReplyDeleteHebaat Faras udah lepas popok yaa tapi perjuangan Mama belum selesai. Semangat Maa
ReplyDeleteSemangat Faraz dan uminya, Diah, hehee. Ada satu Ponakanku yang belum lulus toilet training Udah kami ajarkan ibunya agar lebih telaten. Tapi gagal mulu
ReplyDeleteRazqa belum mulai TT, soale klo barengan sama nyapih katanya anak bisa merasa overwhelmed gitu. U menyiasatinya aku rajinin pake clodi lagi hehe
ReplyDeleteanak-anak punya masa sendiri2 kapan siap lepas popok. Nah kalau soal mitos kalau di tempatku buka laba-laba tapi capung. ada-ada aja ya
ReplyDeleteSeru yah jadi ibu.
ReplyDeleteBanyak mengajarkan sesuatu ke anak-anaknya dan banyak kejutan dalam prosesnya.
Duh suka deh baca tulisan para ibu-ibu yang ada di grup Fun With Blogwalking hehehehehe. Saya jadi belajar banyak soal IRT dan mendidik anak hehehe
ReplyDeleteCeritanya mas Faraz menarik sekali mba. Bekal untuk aku jika sudah menikah dan punya anak nantinya.
ReplyDeleteAku baca dgn seksama mbak, soalnya babyku udah mau 1 tahun Januari tar, bakalan melewati proses ini nih. makasih mamak sharingnya, noted :*
ReplyDeleteGood job faraz.. Masa-masa yang Bikin baper itu mba. Saya perlu waktu hampir dua bulan
ReplyDeletehihihi semoga nanti pas punya anak inget cara toilet traning
ReplyDeleteHaha yang sabar ya mamanya kak faraz. Meskipun melalui proses yg panjang, tp happy ya mbakk..
ReplyDelete